A. Pengertian
Tajuk Rencana
1.
Secara harafiah tajuk rencana/editorial
diartikan sebagai karangan utama di dalam suratkabar dan majalah (Moeliono,
1990: 886)
2. Sebuah karangan dalam majalah atau
suratkabar yang mengomentari masalah aktual atau yang menyajikan kebijaksanaan
suatu pemberitaan (Webster’s World University Dictionary)
3. Karangan atau komentar pada majalah,
suratkabar, radio atau televisi yang isinya menyatakan opini redaksi, penerbit
atau manajemennya (Landau, 1975: 225)
4. Reflects the reputation and
integrity of the publication, as well as the will of the corporation (Teel dan
Taylor, 1985: 30)
5.
A short essay stepped in the sense
of timeliness (Frazer Bond, 1961: 213)
B. Kode Etik Tajuk
1.
Penulis tajuk harus selalu
menyajikan fakta dengan jujur dan lengkap
2.
Mengambil konklusi secara obyektif
dari fakta tertentu dengan didasarkan pada bobot buktinya serta konsep yang
telah dipertimbangkan masak-masak
3.
Tidak akan pernah dimotivasi oleh
kepentingan pribadi
4. Harus meninjau kembali konklusinya
dan memeriksanya hingga ditemukan dasar-dasar yang menimbulkan kesalah-pahaman
sebelumnya
5.
Memiliki keberanian untuk menyatakan
keyakinannya secara benar dan tidak akan menulis apapun yang
melawan/bertentangan dengan kata hatinya
6. Hendaknya mendorong para koleganya
agar memupuk kesetiannya pada integritas profesional yang bermutu tinggi
7.
Perbedaan pendapat dikemukakan
secara pantas dalam bentuk karangan bagi publiknya
C. Struktur
Penulisan Tajuk
1.
Title (Judul)
2.
News peg (berita yang menjadi obyek
ulasan)
3.
Explanation (penjelasan atau uraian
sikap koran bersangkutan yang memberi makna berita)
D. Fungsi
Tajuk Rencana
1.
Mendorong daya pikir pembaca dan
mengajaknya berbincang-bincang tentang sesuatu sebelum pendapat umum mengenai
sesuatu itu terbentuk (Arpan, 1970: 190). Jadi tajuk ditujukan untuk membimbing
dan memengaruhi masyarakat agar mengambil sikap tertentu terhadap suatu atau
beberapa masalah
2.
To inform, to illuminate, dan to educate (Babb, 1970:
20)
3.
Menjelaskan berita, mengisi latar
belakang, meramalkan masa depan, dan memberikan pertimbangan moral (Pinkerton)
E. Tahapan Menulis Tajuk
1.
Reporting: tahap ini adalah tahap
mencari permasalahan dan mengumpulkan bahan. Penulis melakukan dua kegiatan: by
reading dan by talking
2.
Reflection: tahap memilah-milah dan
mengklasifikasi bahan-bahan dari berbagai sumber
3.
Writing: menyusun dan menyajikan
data, fakta atau bahan yang ada ke dalam sebuah tulisan tajuk yang
menarik,kuat, dan penting
F. Materi-materi Tajuk Rencana
1.
Materi berisi informasi: materi yang
memaparkan peristiwa aktual
2.
Materi bersifat menjelaskan:
penjelasannya merincikan permasalahan serta interpretasi tertentu
3.
Materi bersifat argumentatif:
penulisnya melakukan analisa dengan berlandaskan alasan-alasan yang ditopang
oleh data dan fakta yang akurat serta memaparkan jawaban atas pertanyaan
“mengapa” dan “apa akibatnya”
4.
Materi bersifat membujuk: tajuk
jenis ini mengajak berbagai pihak untuk merespons peristiwa yang sedang terjadi
dengan cara persuasif atau agitatif
5.
Materi bersifat memuji: tajuk jenis
ini berisi penghargaan kepada kelompok atau pihak tertentu yang dinilai
berhasil melakukan suatu kegiatan atau berjasa kepada masyarakat
6.
Materi bersifat menghibur: tajuk ini
mencoba menghibur masyarakat baik ketika ditimpa kemalangan, bencana ataupun
penderitaan tertentu. Humor atau lelucon bisa dipakai guna mengajak masyarakat
memperhatikan sebuah fenomena sosial yang luput dari wacana publik
See more at:
http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/04/tajuk-rencana-pengertian-kode-etik-dan.html#sthash.NqQRcT2J.dpuf
Tajuk rencana mempunyai sifat:
1. Krusial (genting/gawat) dan ditulis secara berkala,
tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau
mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas,
baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau
olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
3. Anonim (tanpa identitas/tanpa mencantumkan nama penulis)
Karena
merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan
nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features.
Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari
segenap awak media. Jadi, proses sebelum penulisan tajuk rencana terlebih
dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur
pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan
sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di
masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.
Ada 2 jenis tajuk rencana
berdasarkan golongan/sifat:
Tajuk rencana golongan pers menengah
ke atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas memiliki ciri-cirinya:
a.
Hati-hati
(tidak menyebut nama orang yang sedang diberitakan)
b. Normatif
(menurut aturan yang berlaku)
c. Cenderung
konservatif (bersikap sesuai keadaan, mempunyai ciri khas tertentu, tradisi)
d. Pertimbangan
aspek politis lebih besar dari aspek sosiologi.
Tajuk rencana dari golongan pers
tengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya.
Ciri-cirinya:
a)
Lebih berani (langsung menyebut nama
orang yang diberitakan)
b)
Atraktif (mempunyai daya tarik untuk
semua kalangan)
c)
Progresif (bersifat memberi
perubahan/ kemajuan)
d)
Lebih memilih pendekatan sosiologis
daripada pendekatan politis
Pengertian fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Ciri-ciri fakta:
1.
Benar-benar terjadi;
2.
Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa
jelas;
3.
Diperkuat dengan angka-angka.
Jenis fakta
Fakta
umum, adalah kebenaran yang berlaku
sepanjang zaman dari dulu sampai sekarang.
Atau informasi yang berisi fakta yang masih umum, belum
teruraikan secara khusus tentang nama tempat, objek peristiwa, pelaku, dan
sebagainya.
Contoh:
1.
Matahari terbit di sebelah Timur.
2.
Sukabumi merupakan salah satu
kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat.
3.
Ayah baru pulang dari Prancis, paman
dan kakak sedang menjemputnya.
4.
Puluhan pedagang kaki lima dan
warung pinggir jalan terkena razia.
Fakta
khusus (spesifik), adalah kebenaran yang berlaku dalam
suatu periode tertentu.
Atau Informasi yang berisi
kejadian/peristiwa lalu dijelaskan secara terperinci dan detail.
Contoh:
1.
Pak Yayan makan bakso.
2.
Ayah baru pulang dari Prancis, paman dan kakak
sedang menjemputnya di Bandara Juanda Surabaya kemarin siang.
3. Puluhan pedagang kaki lima di Jalan Diponegoro dan warung pinggiran terkena razia kemarin pagi.
Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji,
karena bentuknya masih berupa pendapat. Kalimat yang
mengungkapkan pendapat penulis biasanya ada kata, menurut saya, sepertinya,
bagus sekali, sangat (bagus), dan sejenisnya, maka kalimat
tersebut berupa kalimat opini. Kalimat
opini dibedakan menjadi kalimat opini perorangan dan opini umum.
Ciri-ciri opini:
1.
Belum terjadi (baru rencana);
2.
Berupa pendapat;
3.
Bersifat subjektif;
4.
Keterangannya belum jelas.
Jenis opini
Opini
perorangan (subjektif) :
pendapat berdasarkan pandangan pribadi/orang-orang tertentu saja.
Contoh:
a)
Menurut para ahli, pada tahun 2020
penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa.
b)
Menurut saya, pakaian yang dikenakan
pria itu sepertinya bagus sekali.
c)
Sepertinya jalanan ini akan banjir.
Opini
umum (objektif) : pendapat berdasarkan pandangan
(orang banyak/ khalayak umum).
Contoh:
a)
Menghisap rokok secara berlebihan
akan merugikan diri sendiri.
b)
Terjadinya tsunami pada tahun 2004
di daerah Aceh menewaskan banyak korban.
c)
Dengan giat belajar dan tekun, akan menjadikan
kita semakin pandai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar